Jumat, 05 September 2025

Jenazah Nazwa Aliya Tiba di Tanah Air, Isak Tangis Keluarga Pecah di Kualanamu

Administrator - Minggu, 31 Agustus 2025 12:28 WIB
Jenazah Nazwa Aliya Tiba di Tanah Air, Isak Tangis Keluarga Pecah di Kualanamu
Dam
Jenazah Nazwa Aliya saat tiba di rumah duka di Deli Serdang, Sumatera Utara.

POSMETRO MEDAN,Medan -- Suasana haru menyelimuti area Terminal Kargo Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, pada Minggu (31/8/2025) pagi. Isak tangis keluarga pecah saat jenazah Nazwa Aliya (19), warga Indonesia yang wafat di Kamboja, tiba di tanah air. Prosesi pemulangan jenazah dari Kamboja ini mendapat pengawalan ketat dari organisasi masyarakat Grib Jaya Kota Medan.

Jenazah Nazwa Aliya, yang dilaporkan meninggal dunia pada 12 Agustus 2025 lalu, diserahterimakan secara resmi oleh Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Sumatera Utara kepada pihak keluarga yang diwakili oleh Grib Jaya Kota Medan.

Ketua Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan (OKK) Grib Jaya Kota Medan, Dudi Efni Pasaribu, menandatangani langsung Berita Acara Serah Terima dari perwakilan BP3MI Sumatera Utara. Penandatanganan ini menjadi simbol legalitas pelimpahan tanggung jawab untuk prosesi pemulangan jenazah ke rumah duka.

Baca Juga:

"Terima kasih atas doa-doanya, jenazah Nazwa telah sampai di Indonesia," ujar Dudi Efni didampingi Sekretaris DPC GRIB Jaya Medan, Drs. Toyib Marbun, di hadapan awak media.

Grib Jaya Kota Medan sejak awal berkomitmen untuk bertanggung jawab penuh mengantarkan jenazah dari Bandara Kualanamu hingga ke rumah duka untuk disemayamkan dan dimakamkan oleh pihak keluarga.

Sementara itu, Rina dari Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia Kementerian Luar Negeri mengonfirmasi bahwa pemerintah telah berhasil memulangkan jenazah WNI tersebut. "Alhamdulillah, hari ini kita telah memulangkan jenazah Nazwa Aliya ke tanah air," ucapnya.

Menurut keterangannya, Nazwa Aliya meninggal dunia di Kamboja pada 12 Agustus 2025 akibat overdosis obat.

Di tengah suasana duka, ibunda almarhumah, Lanniari Hasibuan, tak kuasa menahan tangisnya. Dengan suara tersedu-sedu, ia mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses kepulangan putrinya.

"Saya mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu kepulangan anak saya, terutama kepada Bapak Ferdy Sembiring, Ketua Rudi Ginting, dan Bapak Dudi Efni yang telah membantu kepulangan anak saya sampai ke rumah," ungkap Lanniari pilu.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI bersama KBRI Phnom Penh tengah menangani kasus meninggalnya seorang WNI bernama Nazwa Aliya (NA) di Rumah Sakit Siem Reap, Kamboja, pada 12 Agustus 2025. Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI, Judha Nugraha, menjelaskan bahwa kasus ini bermula dari laporan keluarga gadis 19 tahun itu sejak Mei lalu.

"Menindaklanjuti pengaduan keluarga NA, pada 31 Mei 2025, Kemlu telah melakukan komunikasi langsung melalui video call dengan NA. Saat itu, NA menyampaikan bahwa ia meninggalkan Indonesia atas keinginannya sendiri," ujar Judha dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8/2025).

Menurut Judha, NA ketika itu pergi bersama seorang warga negara Inggris yang merupakan kenalan keluarga. Selama di Kamboja, ia tidak bekerja, dalam kondisi baik, bebas bergerak, dan tidak menerima ancaman yang mengarah pada tindak kriminal atau perdagangan orang.

"Kemlu telah menawarkan mediasi antara NA dengan keluarga, namun NA menolak. Pemerintah menghormati pilihannya karena ia sudah dewasa dan dapat mengambil keputusan sendiri," tambahnya.

Kemlu kemudian mendapat kabar pada 8 Agustus 2025 bahwa NA dirawat di RS Siem Reap. Kondisinya memburuk hingga koma pada 11 Agustus, sebelum akhirnya meninggal dunia pada 12 Agustus pukul 10.20 waktu setempat.

"Berdasarkan keterangan resmi rumah sakit dan Kepolisian Kamboja, Almarhumah meninggal akibat overdosis obat yang menyebabkan komplikasi dan hepatitis akut (keracunan pada liver)," jelas Judha.

Ia menegaskan, Kemlu telah mengunjungi keluarga korban di Deli Serdang untuk menyampaikan duka cita dan menjelaskan langkah penanganan yang sedang dilakukan.

"Termasuk menyampaikan nota diplomatik kepada otoritas Kamboja untuk melakukan investigasi terhadap peristiwa overdosis yang dialami NA," kata Judha.

Saat ini, jenazah NA disemayamkan di sebuah funeral house di Phnom Penh sembari menunggu proses lebih lanjut, termasuk upaya pemulangan ke Indonesia.

Ibunda Nazwa, Lanniari Hasibuan tak kuasa menahan tangis saat menceritakan kepergian anak semata wayangnya itu.

"Tak pernah ada dalam benak saya, anak yang saya rawat sejak kecil meninggal dunia di negeri orang," ucap Lanniari.

Menurutnya, sebelum pergi, Aliya hanya berpamitan untuk mengikuti wawancara kerja di sebuah bank swasta di Medan. Ia sama sekali tak menyangka, putrinya justru nekat berangkat ke luar negeri tanpa izin keluarga.

"Pertama kali pergi, anak saya minta izin untuk ujian (interview) di bank bersama kawan-kawan sekolahnya. Hari pertama dia pulang, tapi besoknya dia pergi pagi-pagi tanpa pamit. Siangnya saya telepon, dia bilang sudah ada di Thailand. Saya pingsan mendengar itu," kata Lanniari.

Aliya kemudian diketahui pindah ke Kamboja pada akhir Juli. Ia tinggal di rumah seorang kenalan keluarga, warga negara Inggris bernama CT. Namun, komunikasi dengan putrinya kian sulit.

"Nomor saya diblokir, kontak CT juga tidak bisa. Sampai akhirnya CT menelepon, bilang anak saya sakit karena overdosis obat. Beberapa hari kemudian, kabar kematiannya datang. Dunia saya runtuh," ucap Lanniari sambil menangis.

(dam/bbs)

Editor
: Indrawan
Tags
beritaTerkait
Grib Jaya Kota Medan Siap Bantu Pemulangan Jenazah Nazwa Aliya dari Kamboja
Kisah Pilu Nazwa Aliya: Pamit Interview Kerja, Berakhir Tewas di Kamboja
komentar
beritaTerbaru