Selasa, 01 Juli 2025

Wakil Rektor UDA Ditangkap Usai Aniaya 4 Sekuriti Kampus, Keluarga Beri Apresiasi

Administrator - Sabtu, 07 Juni 2025 12:39 WIB
Wakil Rektor UDA Ditangkap Usai Aniaya 4 Sekuriti Kampus, Keluarga Beri Apresiasi
Istimewa.
Wakil Rektor 2 Universitas Darma Agung (UDA) Medan versi Hana Nelsri Kaban (HNK), YS (tengah) saat digiring aparat kepolisian di sekitar kawasan Jalan Syailendra, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu sore (4/6/2025).

POSMETRO MEDAN,Medan - Wakil Rektor 2 Universitas Darma Agung (UDA) Medan versi Hana Nelsri Kaban (HNK), YS ditangkap aparat kepolisian di sekitar kawasan Jalan Syailendra, Kelurahan Petisah Hulu, Kecamatan Medan Baru, Rabu sore (4/6/2025).

YS ditangkap diduga menganiaya tenaga pengaman yang terjadi pada 2 Mei 2025 lalu di lingkungan kampus yang terletak di Jalan DR TD Pardede Medan. Sementara lima tersangka lainnya masih dalam pengejaran polisi.

Diketahui penangkapan YS sendiri bermula lantaran adanya laporan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh YS dan kawan-kawan terhadap empat orang sekuriti kampus milik keluarga besar DR TD Pardede.

Adapun laporan itu dilayangkan oleh dua orang sekuriti lagi atas nama Heri Suwardi Tinambunan dan Surya Lumbangaol pada Jumat (2/5/2025) malam dengan Laporan Polisi Nomor : LP/B/1459/V/2025/SPKT/Polrestabes Medan.

Dalam keterangan sebelumnya, Heri Suwardi Tinambunan dianiaya oleh YS dan kawan-kawan pada saat melakukan pengamanan kampus.

Saat peristiwa itu, YS dkk secara membabi buta melakukan pemukulan kepada empat security sehingga membuat keempatnya pun mengalami luka.

YS sendiri diduga diangkat sebagai pejabat di rektorat Yayasan Perguruan Darma Agung (YPDA) yang diketuai Hana Nelsri Kaban padahal YS sama sekali tidak pernah menjadi dosen.

Saat dikonfirmasi Kanit Pidum Polrestabes Medan, Iptu. Pol. M. Hafis mengatakan, "Nanti saya cek ya bang, saya tanya pimpinan dulu," tuturnya.

Sementara Kapolrestabes Medan Kombes Pol Gidion Arif Setyawan, SIK, SH, M.tidak membatah namun enggan memberikan keterangan. Sementara kalangan civitas UDA khususnya mahasiswa mengapresiasi kinerja Polrestabes Medan dalam menangani kasus tersebut.

Sementara, pihak keluarga korban penganiayaan, mengapresiasi langkah Polrestabes Medan bergerak cepat dan tegas menahan terduga pelaku YS.

"Kami sangat mengapresiasi langkah cepat Polrestabes Medan, khususnya di bawah kepemimpinan Bapak Kombes Gidion Arif Setyawan. Tidak mudah bagi keluarga kami menghadapi ini, tapi tindakan cepat aparat membuat kami merasa masih ada harapan pada keadilan," ungkap ibu salah satu korban dengan mata berkaca-kaca.

Tindakan kepolisian yang tidak gentar menghadapi pelaku meskipun memiliki jabatan tinggi, memberikan harapan baru bagi masyarakat bahwa hukum masih berdiri tegak di negeri ini.

Namun, apresiasi itu juga diiringi dengan harapan yang kuat agar YS dijatuhi hukuman yang berat dan setimpal.

"Kami bukan ingin membalas dendam. Tapi negara ini butuh contoh. Bagaimana mungkin seseorang yang menyandang gelar Wakil Rektor justru menjadi pelaku kekerasan terhadap bawahannya? Ini bukan hanya soal luka fisik, tapi luka moral bangsa," ujar ayah dari korban lainnya dengan suara bergetar.

Menurut mereka, tokoh pendidikan seharusnya menjadi panutan, bukan menjadi kriminal yang mencoreng nama baik institusi dan melecehkan martabat akademik.

"Tokoh pendidikan harus mendidik, bukan menganiaya. Harus menjadi teladan, bukan menjadi aib. Jika tindakan seperti ini dibiarkan, maka pendidikan kehilangan ruhnya," tegas salah satu anggota keluarga di hadapan wartawan.(rel)

Editor
: Indrawan
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru