Jumat, 18 Juli 2025

USU Masuk Zona Merah Riset Dunia, Skor Integritas Terendah Jadi Alarm Serius

Administrator - Jumat, 11 Juli 2025 14:44 WIB
USU Masuk Zona Merah Riset Dunia, Skor Integritas Terendah Jadi Alarm Serius
Istimewa
Rektor di Kampus USU Medan.

POSMETRO MEDAN,Medan – Universitas Sumatera Utara (USU) masuk dalam daftar merah atau zona risiko tinggi dalam laporan Research Integrity Risk edisi Juni 2025. Dalam laporan tersebut, USU memperoleh skor 0.400 -- skor yang mencerminkan risiko tertinggi terhadap integritas riset.

Temuan ini menjadi sinyal bahaya atas potensi pelanggaran etika akademik, termasuk dugaan serius praktik plagiarisme serta publikasi karya ilmiah di jurnal predator.

Laporan tersebut juga menyoroti pola tekanan terhadap dosen untuk mengejar angka kredit dalam sistem KUM dan BKD demi kenaikan jabatan fungsional, yang sering kali berujung pada jalan pintas tak etis.

Situasi ini mengingatkan kembali pada periode kelam tahun 2013–2015, ketika beberapa dosen dan pejabat kampus terseret dalam kasus publikasi bermasalah yang mencoreng nama institusi.

Penempatan USU di zona merah bukan hanya mencoreng reputasi akademik, tetapi juga menuntut adanya pembenahan sistemik dalam budaya riset dan tata kelola perguruan tinggi.

Jika tidak segera ditangani, risiko ini bisa berimbas pada kepercayaan dunia akademik internasional terhadap seluruh hasil riset dari kampus yang pernah menjadi kebanggaan Sumatera Utara ini.

Pihak rektorat melalui Kepala Humas USU Amelia Meutia belum menjawab pesan yang dikirim awak media.

Sebanyak 13 perguruan tinggi ternama di Indonesia tercatat dalam daftar pemeringkatan (RI²) sebagai institusi dengan tingkat risiko integritas riset yang mengkhawatirkan.

Melalui laman resminya, (RI²) merupakan metrik komposit pertama yang dikembangkan oleh Profesor Lokman Meho dari American University of Beirut. Metrik ini berbasis empiris dan dirancang untuk mengidentifikasi serta memetakan risiko integritas riset di tingkat institusi.

RI² mengalihkan fokus dari kuantitas ke integritas. Selain itu juga berfungsi untuk melihat praktik tidak sehat seperti publikasi di jurnal yang tidak terpercaya, manipulasi kutipan, peningkatan kuantitas lewat afiliasi ganda, serta ketergantungan pada penulis luar untuk meningkatkan produktivitas.

Sistem ini mengevaluasi institusi berdasarkan dua indikator independen dan dapat diverifikasi. Indikator pertama adalah R Rate, yaitu jumlah artikel yang ditarik kembali per 1.000 publikasi yang menunjukkan adanya pelanggaran metodologi, etika, atau kepenulisan yang serius. Kemudian Indikator D Rate, yaitu persentase publikasi institusi yang muncul di jurnal yang baru-baru ini dihapus dari Scopus atau Web of Science karena gagal memenuhi standar kualitas atau penerbitan.

Dari indikator tersebut menghasilkan nilai rata rata dengan skor 0 -1 yang menempatkan institusi dalam salah satu dari lima tingkatan resiko. Dari yang paling bawah low risk hingga yang paling tinggi yaitu red flag.

(rez)

Editor
: Indrawan
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru