Sabtu, 06 September 2025

Krisis Air di Asahan dan Batubara: Sawah Retak, Bendungan Terlantar

Administrator - Selasa, 22 Juli 2025 11:04 WIB
Krisis Air di Asahan dan Batubara: Sawah Retak, Bendungan Terlantar
IST
Anggota Komisi E DPRD Sumut, Ebenejer Sitorus.

POSMETRO MEDAN,Asahan – Krisis air di Kabupaten Asahan dan Batubara, Sumatera Utara, makin memprihatinkan. Ribuan hektare sawah mengalami kekeringan akibat rusaknya infrastruktur irigasi dan menumpuknya sedimentasi di sejumlah bendungan vital. Petani terancam gagal panen, bukan hanya karena kemarau, tetapi karena sistem pengairan yang terbengkalai.

Hal itu disampaikan Anggota Komisi E DPRD Sumut, Ebenejer Sitorus, dalam keterangannya kepada media baru-baru ini. Ia menyebut kondisi infrastruktur irigasi di dua wilayah sentra pertanian tersebut sangat memprihatinkan dan nyaris lumpuh total.

"Kami menemukan sejumlah infrastruktur irigasi rusak parah. Petani tidak bisa menanam, air tidak bisa mengalir," ujar Ebenejer.

Baca Juga:

Salah satu titik kritis yang disorot adalah Bendungan Sei Dalu-dalu di Desa Sukaraja, Kecamatan Air Putih, Batubara. Bendungan ini gagal mengairi sekitar 1.460 hektare lahan pertanian di Desa Cinta Dame dan Purwodadi karena sistem pelimpahan air yang rusak parah. Saluran primer sepanjang hampir 9 kilometer kini nyaris kering.

Tak kalah parah, Bendungan Bifurcation Intake di Tanjung Muda juga mengalami kerusakan berat. Endapan sedimen yang menumpuk menyebabkan Sungai Gambus kehilangan daya alirnya ke Sungai Tanjung. Imbasnya, tiga Daerah Irigasi (DI) — Tanjung Muda, Perkotaan, dan Simodong — tak lagi berfungsi, membuat sekitar 10.065 hektare sawah terancam gagal tanam.

Baca Juga:

"Sedimentasi ini bukan persoalan satu-dua musim. Ini akibat dari pembiaran bertahun-tahun, tanpa pemeliharaan rutin," tegas Ebenejer.

Hasil peninjauan langsung tim Komisi E di lapangan mengungkap kondisi memprihatinkan di sepanjang Sungai Dalu-dalu, Sungai Tanjung, hingga Sungai Sipare-pare. Banyak tanggul dan tebing sungai yang nyaris ambruk, bahkan beberapa titik menunjukkan tanda-tanda erosi berat.

Ebenejer menegaskan perlunya tindakan cepat dan terstruktur, termasuk normalisasi sungai, pengerukan sedimen, dan perkuatan tebing. Ia menyebut perbaikan irigasi sebagai bagian penting dalam mendukung visi Asta Cita Presiden Prabowo menuju kedaulatan pangan nasional.

"Kalau bendungan dibiarkan mati, itu sama saja kita sedang menggali lubang untuk petani kita sendiri," ujar Anggota DPRD Sumut dari Dapil Sumatera Utara 5 meliputi wilayah pemilihan: Kabupaten: Asahan, Batu Bara , dan Kota: Tanjungbalai itu.

Bagi petani, harapan kini tidak lagi menggantung di langit. Mereka tak menunggu hujan, melainkan kepastian dari pemerintah untuk membenahi sistem irigasi dan menghidupkan kembali tanah mereka yang retak dan mengering. (Erni)

Editor
: Faliruddin Lubis
Tags
beritaTerkait
Polres Asahan Silaturahmi dengan MUI, Perkuat Sinergi Dukung Program Kepolisian
Batu Bara Punya Cerita: Kadisdik dan Dua Rekannya Jadi Tersangka Korupsi Bimtek Sertifikasi Guru
Ratusan Siswa SMA Negeri 2 Kisaran Diduga Keracunan, Kapolres Asahan Bantah MBG Jadi Penyebab
Dinas SDABMBK Medan Ikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Banjir dengan Pemprov Sumut
Partai Buruh Sumut Serukan Aksi Damai, Ingatkan Dampak Anarkisme pada Rakyat Kecil
11 Orang Pembakar Gedung DPRD Makassar dan Sulsel Jadi Tersangka, Dari Mahasiswa Hingga Juru Parkir
komentar
beritaTerbaru