Selasa, 01 Juli 2025

Tim Kombes Calvijn Pukul 2 Kartel Sabu

Faliruddin Lubis - Senin, 05 Mei 2025 04:31 WIB
Tim Kombes Calvijn Pukul 2 Kartel Sabu
Tiga tersangka dan barang bukti penyelundup sabu di perairan Labuhanbatu Utara. (Ist)

POSMETRO MEDAN, Medan-Lazimnya kartel narkoba, sebuah konsorsium peredaran sabu Medan - Jakarta juga merahasiakan distribusi metamfetamin. Berkomunikasi lewat aplikasi sistem keamanan tinggi. Tak nyana operasi gelap itu "langkah kiri".





Temuan simpul jaringan besar narkoba antar kota besar itu berawal dari aksi sejumlah polisi tak berseragam menyatroni areal parkir Brastagi Supermarket di Jalan Gatot Subroto, Medan.





Mereka anak buah Direktur Reserse Narkoba Polda Sumut, Kombes Pol Calvijn Simanjuntak. Sesuai skenario, pengintaian sepanjang Senin sore 28 April 2025 itu akhirnya  berujung penggrebekan.

Baca Juga:




CS yang sejak tadi ditunggu, terlihat berjalan di areal parkir supermarket itu. Wanita 48 tahun itu pun dicokok saat mendekati mobilnya yang ternyata menyimpan 33 kilogram sabu. Barang laknat itu tersimpan dalam kompartemen tersembunyi.





Pemeriksaan terhadap CS kemudian membawa polisi ke lokasi kedua, yakni sebuah rumah di Komplek Tasbih (Taman Setia Budi Indah) I, Medan.

Baca Juga:




Usut punya usut, rumah di Blok SS No. 54 itu ternyata gudang sabu sekaligus tempat pengemasan "si putih" guna didistribusikan ke Jakarta.





“Di lokasi kedua itu, kami mengamankan tersangka TF (47), warga asal Aceh, bersama 39 kilogram sabu siap edar,” ujar Kombes Calvijn.





Hasil interogasi awal menyebut TF jelang ketangkap itu  mengirim 28 kilogram sabu menggunakan mobil dengan biaya imbalan Rp 20 juta.





Hingga kemarin (4/5/2025), Kombes Calvijn yang dikontak via WhatsApp mengaku tim-nya masih memburu mobil berisi sabu 28 Kg itu.





Selain sabu, dari rumah itu polisi juga mengamankan satu unit mobil Xpander warna hitam, enam unit ponsel, serta mesin pengemasan.





Hasil penyelidikan sementara, CS dan TF dinyatakan sebagai  anggota jaringan kartel sabu yang dikendalikan seseorang berinisial B alias T. Seiring masuk Daftar Pencarian Orang (DPO), polisi pun mengaku mulai memburu B.





“Jaringan ini sangat terorganisir. Mereka memanfaatkan teknologi komunikasi terenkripsi untuk menghindari pelacakan. Kami akan terus memburu pelaku lainnya dan komit untuk memutus mata rantai peredaran narkoba di Sumatera Utara,” tegas Kombes Calvijn.





Untuk menyamarkan distribusi sabu ke Jakarta, geng kartel ini diketahui selalu memanfaatkan aplikasi Zangi. Tapi tim Kombes Calvijn lebih lihai.





Kembali bertugas di Polda Sumut dan menjabat Direktur Reserse Narkoba sejak Senin 24 Maret 2025, Kombes Calvijn diketahui bertubi mengungkap kasus narkoba skala besar.





Sabtu (26/4) atau dua hari sebelum menemukan gudang sabu kartel B di Kompleks Tasbih Medan, tim Calvijn  menggebrak jalur distribusi sabu di perairan Labuhanbatu Utara (Labura).





Tiga tersangka penyelundup ditangkap bersama barang bukti 30 kilogram sabu plus 20 bungkus liquid vape yang diduga mengandung narkotika.





"Keduanya jaringan (kartel sabu) yang berbeda," kata Kombes Calvijn dalam pesan via WhatsApp ke POSMETRO MEDAN, kemarin (4/5), saat ditanya keterkaitan tiga penyelundup dengan temuan markas sabu di Kompleks Tasbih Medan.





Calvijn bercerita, tiga tersangka penyelundup sabu berinisial AN (43), AM alias Udin (39), dan I (40) itu teridentifikasi sebagai warga Sei Berombang. Ini desa pesisir di Kecamatan Panai Hilir, Kabupaten Labuhanbatu. Secara geografi, perairan di sana
berbatasan dengan Selat Malaka.





“Ketiganya (sebenarnya bekerja sebagai) nelayan," imbuh Calvijn.





Dia menyebutkan, trio penyelundup sabu itu ditangkap di atas kapal pukat tarik saat melintasi perairan Tanjung Api, Labuhanbatu Utara. Kapal yang mereka tumpangi ditemukan berlayar dari arah Malaysia.





"Pengungkapan ini berawal dari informasi masyarakat yang menyebut info soal kapal mencurigakan dari arah Malaysia menuju perairan Indonesia,” jelasnya.





Informasi itu langsung ditindaklanjuti personil Unit 4 Subdit I Ditresnarkoba Polda Sumut. Tim unit itu langsung menyisir perairan Bagan Asahan hingga Labuhanbatu Utara.





Hampir 3 jam berpatroli di laut, tim pun menemukan kapal dengan ciri-ciri sesuai laporan.





“Saat kapal dihentikan dan digeledah, ditemukan 30 bungkus sabu dalam kemasan ungu bergambar kura-kura emas A+ serta 20 bungkus liquid vape yang disimpan dalam viber warna biru bertutup kuning,” sambung Kombes Calvijn lagi.





Hasil pemeriksaan awal menyebut trio itu menerima sabu dari dua pria di perairan Bagan Asahan, tepatnya di sekitar lampu putih.





“Mereka diminta untuk menyerahkan sabu itu kepada seseorang di Labuhanbatu Utara, namun (mereka) keburu tertangkap,” urainya.





Hasil pemeriksaan sementara, tiga tersangka itu mengaku diperintah oleh seorang pria bernama Gompar.





Mereka dijanjikan imbalan jika berhasil mengantarkan sabu pada penerima. Polisi mengaku mulai memburu sosok Gompar yang kontan mati hape sejak jaringannya terungkap.





“Selain narkotika, turut diamankan satu unit kapal pukat tarik, satu viber, satu unit HP, serta beberapa tas dan plastik pembungkus,” tandas Calvijn.





Sumber konfidensial koran ini di Polrestabes Medan menyebut Kota Medan kini kian menjadi pasar empuk sejumlah kartel sabu.





"Sedikitnya ada lima kartel besar yang bermain (di Medan)," katanya, tak ingin identitasnya dicatut.





Sementara itu, mantan Anggota DPRD Medan, H. Mulia Asri Rambe, SH., belum lama ini mengusulkan Polri menggandeng peran ulama dalam kerja memberantas peredaran narkoba.





"Sejarah kemerdekaan Indonesia telah membuktikan kita memiliki barisan ulama yang tangguh. Mengapa mereka tidak kita libatkan dalam soal narkoba yang tak pernah beres dari masa ke masa," tutur Mulia Asri Rambe, akrab disapa Bayek.





"Di setiap kelurahan, Medan misalnya, bentuk tim ulama pemberantas narkoba. Seiring itu, agar setiap info dugaan praktik narkoba yang dilapor tim ulama tidak bocor, Polri juga harus membuat saluran komunikasi khusus. Saya yakin, cara pemberantasan dengan melibatkan ulama akan lebih greget ketimbang yang saat ini dilakukan Polri," beber Bayek.





Atas usul tokoh dari Medan Utara itu, hingga kemarin (4/5/2025) malam Kombes Calvijn belum dapat dihubungi. (sal)


Editor
: Faliruddin Lubis
Tags
beritaTerkait
Eks Penyidik KPK Blak-blakan Soal Potensi Gubsu Bobby Diperiksa KPK, Pentolan NU: Jangan Berharap Banyak!
Rapat Paripurna DPRD Sumut Hanya Dihadiri 29 Anggota Dewan, Wakil Gubernur Bahas Soal Reses
Polda Sumut Bongkar Pabrik Liquid Vape Bernarkotika Senilai Rp300 M di Apartemen Agung Podomoro
Begini Kronologis Pengemudi Mobil Diamuk Massa Usai Diteriaki Maling
Pegawai Dinas Ketapang Sumut Mengeluh: Sudahlah Gaji Kecil Telat Pula, BKD Lempar Tanggung Jawab ke OPD
Keluarga Satgas IPK Sumut Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79
komentar
beritaTerbaru