Selasa, 01 Juli 2025
H.Musa Rajekshah:

Pemimpin Berakar Budaya dan Penjaga Marwah Masyarakat Sumut

Administrator - Senin, 23 Juni 2025 17:58 WIB
Pemimpin Berakar Budaya dan Penjaga Marwah Masyarakat Sumut
foto ist
Dato Sri Adil Freddy Haberham Sembiring SE

POSMETRO MEDAN,Medan — Dato Sri Adil Freddy Haberham Sembiring SE, seorangbudayawan terkemuka dan pemangku adat Melayu Deli, menilai kepemimpinan H.MusaRajekshah sebagai bentuk konkret dari politik berbasis budaya. Sosok H.Musa

Rajekshah atau yang akrab disapa Ijeck, bukan hanya dikenal sebagai tokoh politikdan pengusaha. Dia juga sebagai figur penting dalam pelestarian dan pembinaannilai-nilai budaya serta adat masyarakat Sumatera Utara.

Baca Juga:

Di tengah derasnya arus modernisasi dan pergeseran identitas lokal, kehadiranIjeck menjadi pengingat bahwa pemimpin sejati adalah mereka yang mampu mengakar ditengah masyarakat, memahami kearifan lokal, dan menjadikannya sebagai kekuatan

pembangunan.

Baca Juga:

Sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sumatera Utara, H.Musa Rajekshah, memimpin bukan hanya dengan logika politik, tetapi juga dengan kearifan lokal yang tumbuh dalam kultur Sumatera Utara yang majemuk. Ia memahami bahwa Sumut adalah tanah yang

berdiri di atas nilai adat, etika, dan kehormatan sosial yang tinggi.

Kepeduliannya terhadap budaya terlihat dari kehadirannya dalam berbagai kegiatanadat, pelestarian warisan budaya Melayu, Batak, Mandailing, Karo, Simalungun,Nias, Tionghoa, hingga komunitas urban multietnis lainnya. Ia bukan sekadar tamu kehormatan, tapi bagian dari denyut nadi budaya itusendiri.

Penjaga Harmoni Sosial di Tanah MultikulturSumatera Utara

H.Musa Rajekshah adalah mozaiketnis dan agama. Menjaga keseimbangan sosial di daerah ini tidak mudah. Dibutuhkanpemimpin yang bisa menjadi penghubung antar budaya, bukan pembelah.

Dalam perannya sebagai pemimpin politik dan tokoh masyarakat, Ijeck tampil dengangaya kepemimpinan yang merangkul semua kalangan dari kalangan adat, pemuda lintassuku, komunitas minoritas, hingga ormas keagamaan.

Ia memahami betul pentingnya marwah kehormatan yang bukan hanya milik individu,tapi milik masyarakat. Ia tidak mencederai kepercayaan publik dengan perilakupopulis semu, tetapi memperkuatnya dengan keteladanan.

Berikut adalah analisis beliau dari perspektif sosial-budaya Sumatera Utara:

Pertama: Figur Pemimpin "Beradat" dan Beretika.

Menurut Dato' Adil, dalam budaya masyarakat Sumatera Utara, khususnya Melayu danBatak, seorang pemimpin harus memiliki sikap "beradat", yakni menjunjung tingginorma, adab, dan tata laku.

"Bang Ijeck adalah contoh pemimpin muda yang tahu duduk di rumah orang tua, hormatpada pemuka adat, dan tidak meninggi di tengah rakyat," ujarnya.

Kehadirannya dalam berbagai adat istiadat bukan hanya simbolis, tetapi menunjukkanpemahaman dan penghargaan atas warisan leluhur.

Kedua: Politik Tidak Terpisah dari Kebudayaan

Sumut telah lama menjadi medan tempur kepentingan politik yang kering darisentuhan budaya. Namun Musa Rajekshah menunjukkan bahwa politik bisa dijalankantanpa meninggalkan akar budaya. Ia menjadikan kultur sebagai identitas, bukansekadar hiasan dalam kampanye.

Gaya komunikasinya yang sopan, pendekatan personal dalam menyelesaikan masalah,serta kepiawaiannya menjembatani lintas etnis dan agama, adalah cerminan daripolitik kebudayaan yang mengutamakan rasa, bukan sekadar angka.

Ketiga: Perisai Harmoni dan Stabilitas Sosial

Dalam kebudayaan lokal, pemimpin bukan hanya pengatur urusan duniawi, tetapipelindung nilai-nilai. Ijeck memainkan peran tersebut secara utuh. Ia menjadi wajah stabilitas SumateraUtara, yang mampu menjaga harmoni di tengah pluralitas ekstrem yang kerap kali

mudah memicu gesekan.

Dato' Adil menilai, Ijeck adalah pagar kampung pemimpin yang berdiri di depanbukan hanya untuk memerintah, tetapi untuk menjaga, melindungi, dan mempereratikatan batin antar masyarakat.

Pemimpin Berdarah Rakyat, Bernapas Budaya

H. Musa Rajekshah membuktikan bahwa untuk menjadi pemimpin Sumatera Utara, tidakcukup hanya cerdas secara politik, tetapi juga harus paham akar budaya. Ia adalahcontoh pemimpin masa kini yang tidak tercerabut dari sejarah dan identitaskolektif rakyatnya.

"Dengan kapasitas politik nasional, jaringan luas, serta kearifan lokal yang hidupdalam dirinya, maka tidak berlebihan jika ia disebut sebagai figur satu-satunyayang paling pantas memimpin DPD Partai Golkar Sumatera Utara hari ini dan masaakan datang. Ia bukan hanya mewakili partai, tapi juga marwah masyarakat SumateraUtara secara utuh" ucap budayawan yang sering di sapa Dato' Adil.(red)

Editor
: Salamudin Tandang
Tags
beritaTerkait
Begini Kronologis Pengemudi Mobil Diamuk Massa Usai Diteriaki Maling
Pegawai Dinas Ketapang Sumut Mengeluh: Sudahlah Gaji Kecil Telat Pula, BKD Lempar Tanggung Jawab ke OPD
Keluarga Satgas IPK Sumut Ucapkan Selamat HUT Bhayangkara ke-79
Bupati Langkat Dukung Bhayangkara Sport Day: Wujud Sinergi Polri dan Masyarakat
Klasemen MotoGP 2025 Usai Marc Marquez Juara di Belanda
Tim Gabungan Binjai Gelar Razia di Diskotik BL, Temukan 4 Butir Ekstasi
komentar
beritaTerbaru