
Usai Dipangkas, Gaji yang Diperoleh Anggota DPR RI Rp65,6 Juta per Bulan
Usai Dipangkas, Besaran Gaji yang Diperoleh Angota DPR RI Rp65,6 juta per bulan.
Politik 3 jam laluPOSMETRO MEDAN,Medan - Ephorus HKBP Pendeta Victor Tinambunan menyebut Danau Toba saat ini sudah seperti tong sampah raksasa. Ia mengungkapkan keberadaan keramba membuat Danau Toba tercemar. Sebab pakan yang ditabur mengendap ke dasar danau dan menimbulkan polusi di Danau Toba.
"Danau Toba saya seringkali saya sebutkan, mungkin bisa digambarkan seperti tong sampah raksasa. Sekarang itu diperlakukan menjadi kumpulan dari limbah-limbah yang ada di dalamnya," kata Victor Tinambunan saat berbincang dengan Rhenald Kasali di Channel YouTube Prof Rhenald Kasali yang tayang 15 Juni 2025.
Menurut Victor limbah yang mencemari Danau Toba berasal dari banyak pihak dan berbagai hal, termasuk aktifitas di sekitar danau kaldera terbesar di dunia tersebut.
"Semua saya kira, tidak hanya satu orang. Tapi bisa pribadi, keluarga mungkin, dan kelompok masyarakat. Jadi kondisinya sedang memprihatinkanlah. Kalau kondisi fisik, sedang sakit dia," kata Victor.
Hal ini kata Victor sangat menyedihkan mengingat Danau Toba adalah warisan dunia yang keindahannya tak tertandingi, serta dimana kawasan Geopark Kaldera Toba sudah diakui dan dinyatakan menjadi bagian dari UNESCO Global Geopark, badan PBB.
Rhenalda Kasali lalu menanyakan ke Pendeta Victor bahwa berdasar laporan World Bank, banyaknya keramba di Danau Toba menjadi salah satu penyebab terbesar kerusakan lingkungan dan pencemaran Danau Toba.
"Betul, karena kita juga menerima hasil studi dan laporan, karena keramba ini, ditumpahkan tiap hari pakan ikan, tidak dikonsumsi semua. Sehingga itu mengendap ke bawah, amonianya," kata Victor.
Dari sana menurut Victor ada saat-saat tertentu atau cuaca dan pemicu tertentu, endapan menjadi racun yang mematikan semua ikan di Danau Toba.
"Sedikitnya 3 kali ikan mati di Danau Toba, dimana setiap kejadian ikan mati hingga ratusan ton. Tiga kali itu sekitar dalam 10 tahun terakhir ini," kata Victor.
Victor mengatakan kemampuan Danau Toba mengolah semua limbah yang ditampung karena terlalu banyak sudah tidak bisa lagi.
Karenanya ekologis Danau Toba ini harus diperhatikan dan diperbaiki lagi ke depannya.
Apalagi kata Victor, Unesco sudah memberi kartu kuning kepada Danau Toba agar diperbaiki dan dikembangkan dengan memberi waktu 2 tahun yang akan berakhir pada Juli 2024 ini.
Victor mengakui banyak masyarakat di sekitar Danau Toba yang hidup dari keramba-keramba yang ada di sana untuk budidaya ikan, namun berujung mencemari Danau Toba.
Bahkan menurutnya ada juga keramba yang dikelola perusahaan milik Eks Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan.
"Keramba-keramba itu masyarakat atau pengusaha?," tanya Rhenald Kasali,
"Yang saya tahu ini lebih banyak ini dari perusahaan, namun ada juga memang punya penduduk. Memang di waktu beberapa tahun terakhir ini, ada menurun sedikit. Setahu saya ya usahanya Pak Luhut Binsar Pandjaitan, tempo hari, ada berkurang," kata Victor.
"Dan kalau kita perhatikan pun, kalau kita dari Parapat menuju Siantar, di pinggir jalan itu kelihatan berkurang. Kita tidak tahu entah yang di tempat tersembunyi ya," ujar Victor.
Victor mengaku sampai sekarang Luhut Binsar Pandjaitan menaruh perhatian sehingga jumlah keramba di Danau Toba berkurang.
Victor berharap ekologis Danau Toba ke depan menjadi perhatian untuk mendukung pariwisata.
Jika tidak kata Victor bisa jadi ikan mas di Danau Toba bisa punah.
"Yang tiga kali kemarin mati itu, semua ikan mas itu Prof. Padahal orang Batak itu, ikan mas bagian dari adat loh. Sebelumnya ihan (ikan batak) sudah punah. Kalau nanti ikan emas juga punah, masa ikan lele menjadi upacara adat. Jadi ini peringatan dan kita perlu saling mengingatkan," kata Victor.
Sehingga menurut Victor penggunaan keramba di Danau Toba jangan berlebihan dan secukupnya saja agar tidak mencemari lingkungan.
Menurut Victor, jika semua pihak serius merawat Danau Toba dan sekitarnya sangat berpotensi menyaingi Bali sebagai destinasi wisata.
"Saya yakin bisa mengimbangi Bali dari segi alamnya. Saya yakin dan Toba indah sekali. Tapi kenapa enggak diminati? Itu tadi dia sudah tercemar, kotor, rawan bencana. Nah ini harus memang semua berpartisipasi. Penduduk setempat, kelompok masyarakat, perusahaan, semua sektor, dan pemerintah semua harus bekerja sama," kata Victor.
Ia berandai-andai jika ada 1 juta turis asing saja pertahunnya ke Danau Toba, itu sudah memberi banyak berkat bagi masyarakat sekitar.
Gereja Batak HKBP, kata Victor juga turut berpartisipasi aktif menjaga kebersihan dan kelestarian Danau Toba.
"HKBP jadi secara pribadi, keluarga kita ajak membersihkan danau. Kita juga sudah kerahkan gotong-royong untuk membersihkan eceng gondok. Tapi saya dengar justru eceng gondok ini berkembang karena faktor itu, banyaknya pakan-pakan yang membuat jadi subur," kata Victor.
Meski tidak menyelesaikan masalah, menurut Victor setidaknya itulah yang bisa dilakukan pihaknya saat ini.
"TNI juga luar biasa. Dari Medan, Pak Pangdam kerahkan anggotanya untuk membersihkan eceng gondok. Kami berpartisipasi membantu. Tetapi toh pada akhirnya, penyebab utamanya ini yang perlu harus ditangani," kata Victor.
Victor Tinambunan juga mengecam banyaknya pohon dan hutan di sekitar Danau Toba yang gundul yang dilakukan perusahaan.
Karenanya Victor menyerukan penutupan pabrik pulp PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang berlokasi di Kabupaten Toba, Sumatera Utara.
Seruannya itu kata dia sebagai bagian dari masyarakat yang tinggal di Tanah Batak dan sebagai Pimpinan Gereja HKBP yang beranggotakan sekitar 6,5 juta jiwa.
"Keberadaan PT TPL telah memicu berbagai bentuk krisis sosial dan ekologis mulai dari rusaknya alam dan keseimbangan ekosistem," kata Victor.
Bahkan kata rentetan bencana ekologis seperti banjir bandang yang berulang kali terjadi di wilayah Parapat dan sekitar Danau Toba belum lama ini.
"Juga tanah longsor, pencemaran air, tanah, dan udara, serta perubahan iklim," kata Victor Tinambunan.
Terakhir, banjir bandang melumpuhkan Parapat pada Maret 2025 lalu.
Wilayah Parapat dikelilingi konsesi hutan eukaliptus milik PT TPL.
Menurut Victor Tinambunan, HKBP dan gereja lainnya tidak menginginkan konflik terjadi lagi antara masyarakat dan PT TPL dalam pengelolaan sumber daya alam.
"Melihat ironi kehidupan yang terjadi dalam kurun 30 tahun terakhir ini di kawasan PT TPL, dengan segala hormat dan tanggung jawab moral, saya menyerukan kepada pemilik dan pimpinan PT TPL agar menutup operasional sesegera mungkin," kata Victor.
(wan/bbs)
Usai Dipangkas, Besaran Gaji yang Diperoleh Angota DPR RI Rp65,6 juta per bulan.
Politik 3 jam laluKehadiran Pelaksana Tugas (Plt) Camat Medan Johor, Gunawan Perangin Angin, S.T., M.M., membawa semangat baru bagi pelaku UMKM.
Medan 3 jam laluNasib memprihatinkan dialami seorang guru honorer bernama Masriani (58), warga Desa Bandar Labuhan, Dusun III, Jalan Bandar Labuhan Bawah.
Sumut 3 jam laluTimnas Indonesia meraih kemenangan telak 60 atas China Taipei dalam laga pemanasan jelang ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Berita 4 jam laluKomunitas Sedekah Jum&rsquoat (KSJ) menggelar silaturahmi edisi ke318, Jumat, 5 September 2025, di kediaman aktivis senior Ratna Sarumpaet.
Sumut 4 jam laluPOSMETRO MEDAN, MEDAN Nico Saragih (38), wartawan salah satu media online di Kota Medan, ditemukan tak bernyawa di kamar mandi kosnya di
Peristiwa 13 jam laluPeristiwa memilukan dan menyayat hati terjadi di rumah kontrakan yang terletak di Kampung Cae, Desa Kiangroke, Kecamatan Banjaran.
Peristiwa 15 jam laluPOSMETRO MEDAN, MEDAN Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas menegaskan peran pemuda sebagai garda terdepan dalam menjaga kondusifitas
Medan 16 jam laluPOSMETRO MEDAN, Medan Harian Posmetro Medan da Polda Sumatera Utara menggelar aksi sosial dengan membagikan paket bantuan kepada puluhan
Berita 16 jam laluPOSMETRO MEDAN, MEDAN Wujud kepedulian kepada masyarakat terus ditunjukkan oleh Satuan Brimob Polda Sumatera Utara melalui kegiatan sosi
Medan 16 jam lalu