Lalu, lanjut dia, masih banyak sekolah yang belum baik fasilitas toilet dan kantinnya. Apabila siswa dan guru harus seharian di sekolah, bisa mengganggu dari sisi kesehatan.
Selain itu, bisa menambah pengeluaran siswa dan guru yang harus makan siang di sekolah. "Ini namanya mau memiskinkan orang yang sudah miskin," ucapnya.
Baca Juga:
Secara psikologis, siswa dan guru tidak akan maksimal belajar mengajar seharian hingga sore. Setiap orang hanya bisa fokus 2 jam belajar non stop. Karena itu, ada waktu istirahat setiap dua jam pelajaran.
Apabila dipaksakan hingga sore, maka tidak akan bisa menerapkan pembelajaran bermakna dan mendalam. Sofyan Tan menegaskan jika ada sekolah yang diancam dicabut izinnya karena tidak menerapkan kebijakan sekolah 5 hari seminggu, maka dirinya tidak akan tinggal diam.
"Silahkan cabut izin sekolah yang tidak bersedia, saya akan perjuangkan nasib konstituen saya. Gubernur pun bisa dimakzulkan jika langgar undang-undang," tegasnya.
Namun demikian, jika sifatnya tidak ada kewajiban, maka silahkan kebijakan tersebut dilanjutkan.
Perlu diketahui, banyak sekolah yang selama ini dikunjunginya keberatan dengan kebijakan tersebut tetapi mereka memilih diam karena khawatir. Sofyan Tan menyarankan, harusnya gubernur Sumut fokus dengan kebijakan perbaikan nasib guru dan kualitas sekolah.
Tidak semua sekolah khususnya di daerah pedalaman sama kualitasnya dengan daerah perkotaan. Bahkan ada banyak sekolah swasta yang masih memprihatinkan.Jika hal itu dilakukan, dirinya siap berkolaborasi karena sejalan dengan yang sudah dilakukan selama ini.
Erni Aryanti Sitorus Bertanggungjawab
Editor
: Salamudin Tandang
Tags
beritaTerkait
komentar