Sabtu, 06 September 2025

Anak-anak di Sumut Banyak Mengalami Cacingan, Apa Penyebabnya?

Administrator - Minggu, 24 Agustus 2025 13:31 WIB
Anak-anak di Sumut Banyak Mengalami Cacingan, Apa Penyebabnya?
Istimewa
Ilustrasi anak-anak menderita cacingan.

"Keterbatasan biaya membuat mereka sulit membangun jamban sehat atau membeli sandal, sehingga sering kontak langsung dengan tanah yang menjadi media penularan cacing (khususnya cacing tambang)," urai Faisal.

Air bersih, tambah Faisal sangat penting untuk mencuci tangan, mencuci sayuran atau buah, dan membersihkan peralatan makan.

Jika air bersih sulit diperoleh, masyarakat terpaksa menggunakan air yang tercemar sehingga telur atau larva cacing bisa ikut tertelan.

"Kurangnya air bersih juga menghambat kebiasaan mencuci tangan sebelum makan atau setelah buang air besar. Tidak terbiasa cuci tangan dengan sabun, buang air besar sembarangan, dan jarang memakai alas kaki meningkatkan peluang infeksi cacing," ungkapnya.

Kebiasaan anak-anak bermain tanah tanpa alas kaki juga memperbesar risiko. Cacingan menyebabkan anemia, kurang gizi, tubuh lemas, daya konsentrasi menurun. Anak yang cacingan sulit belajar dengan baik, sehingga prestasi sekolah turun.

"Tak hanya itu, cacingan pada orang dewasa menyebabkan produktivitas kerja berkurang sehingga berujung pada kesulitan ekonomi," katanya.

Oleh karena itu, Faisal mengimbau kepada orang tua untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar dari infeksi kecacingan dengan cara cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih untuk keperluan rumah tangga.

"Kemudian menjaga kebersihan dan keamanan makanan, menggunakan jamban sehat, mengupayakan kondisi lingkungan yang sehat, dan yang paling penting rutin minum obat cacing minimal 2x setahun," sebutnya.

Ketua Unit Kerja Infeksi Penyakit Tropis IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) Sumatera Utara dr. Hendri Wijaya, SpA(K) menyebut cacingan sangat erat kaitannya dengan kebersihan pribadi (personal hygiene) dan sanitasi lingkungan. Jika ditemukan infeksi berat, biasanya menandakan adanya reinfeksi berulang.

"Kalau ada infeksi berat maka bisa dianggap sering terjadi reinfeksi, karena cacing sudah tidak memperbanyak diri di dalam tubuh penderita," katanya.

Editor
: Indrawan
Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru