Awalnya ia terjun ke dunia minuman ini karena kesukaannya pada kopi. Ia sempat membuka cofffe shop sendiri. "Tapi karena ingin lebih mendalami, saya kerja di outlet-outlet sambil belajar pada para senior," ujar mahasiswa Universitas Prima Indonesia ini.
Dari para senior inilah ia semakin mengenal bermacam-macam racikan minuman yang sedang trend dan digemari. Untuk mengasah kemampuan dan skillnya ia juga rutin mengikuti kompetisi baik tingkat lokal maupun nasional.
Baca Juga:
Dalam beberapa kompetisi tingkat Sumatera Utara, ia berhasil menjuarainya walau belum sampai juara pertama. Baginya dengan mengikuti kompetisi, ia bisa semakin memacu kreativitas, sensitifitas dan kepekaan meracik minuman dengan tepat.
Namun sayangnya, katanya, profesi Bartender dan Barista belum begitu dihargai, baik oleh konsumen, pemerintah dan pengusaha. Profesi ini masih dilihat sebelah mata sehingga tidak mendapatkan kompensasi yang layak.
Baca Juga:
"Rata-rata gaji para Bartender dan Barista masih di bawah UMR, tampilannya saja terlihat 'wah' namun gajinya minim," keluhnya.
Ia berharap, Bartender dan Barista bukan sekedar dianggap sebagai pekerjaan tetapi profesi yang menjanjikan untuk kehidupan masa depan. "Karenanya skill Barista dan Bartender harus terus diasah mengikuti perkembangan zaman," tutupnya. ( Hap).
Tags
beritaTerkait
komentar