POSMETRO MEDAN,Medan -- Eszra Nicolas Sibarani saat ini tengah bertarung dalam Beverange Wonder Championship (BWC) di Bali setelah lolos mewakili Medan.
Di kalangan Bartender dan Barista, ajang kompetisi ini sangat bergengsi karena selain menampilkan skill juga menghasilkan produk baru yang enak di lidah.
"Kompetisi kali ini temanya mengangkat kearifan lokal, kita harus menciptakan cocktail dan mocktail yang berbahan dasar lokal setempat," kata Eszra, Kamis (9/10/2025) usai ikut kompetisi hari pertama.
Baca Juga:
Untuk Jumat (10/10/2025), pemuda berusia 22 tahun ini akan menampilkan hasil racikannya yang diberi nama Pasu-pasu. Sebagai orang Batak, ia sengaja melahirkan produk yang berasal dari warisan nenek moyangnya.
"Saya beri nama Pasu-pasu untuk menunjukkan pada dunia luar kalau kuliner khas Batak juga bisa dimodifikasi. Selain itu, Arsik dan Tuak sangat populer di kalangan masyarakat Batak,"katanya.
Baca Juga:

Pasu-pasu ini terdiri dari mocktail arsik yang diadaptasi dari makanan tradisional arsik dan cocktail tarombo yang berbahan dasar andaliman dan nira.
Ia ingin kuliner dan minuman tradisional Batak bisa semakin dikenal bahkan dapat go international. "Saya yakin bisa bersaing dan menjuarai kompetisi ini," kata Eszra yang telah beberapa kali memenangkan kompetisi tingkat Sumatera Utara.
Belajar secara otodidak sejak tamat SMA, membuatnya selalu berinovasi dalam meracik minuman, baik kopi maupun alkohol. Baginya dunia Bartender dan Barista membuka peluang besar untuk selalu berinovasi.
"Saya ingin minuman racikan saya dikenal para penggemar kopi dan clubers, itu yang mendorong saya terus berinovasi," tambah warga Jalan Bahagia By Pass Medan ini.
Awalnya ia terjun ke dunia minuman ini karena kesukaannya pada kopi. Ia sempat membuka cofffe shop sendiri. "Tapi karena ingin lebih mendalami, saya kerja di outlet-outlet sambil belajar pada para senior," ujar mahasiswa Universitas Prima Indonesia ini.
Dari para senior inilah ia semakin mengenal bermacam-macam racikan minuman yang sedang trend dan digemari. Untuk mengasah kemampuan dan skillnya ia juga rutin mengikuti kompetisi baik tingkat lokal maupun nasional.
Dalam beberapa kompetisi tingkat Sumatera Utara, ia berhasil menjuarainya walau belum sampai juara pertama. Baginya dengan mengikuti kompetisi, ia bisa semakin memacu kreativitas, sensitifitas dan kepekaan meracik minuman dengan tepat.
Namun sayangnya, katanya, profesi Bartender dan Barista belum begitu dihargai, baik oleh konsumen, pemerintah dan pengusaha. Profesi ini masih dilihat sebelah mata sehingga tidak mendapatkan kompensasi yang layak.
"Rata-rata gaji para Bartender dan Barista masih di bawah UMR, tampilannya saja terlihat 'wah' namun gajinya minim," keluhnya.
Ia berharap, Bartender dan Barista bukan sekedar dianggap sebagai pekerjaan tetapi profesi yang menjanjikan untuk kehidupan masa depan. "Karenanya skill Barista dan Bartender harus terus diasah mengikuti perkembangan zaman," tutupnya. ( Hap).
Tags
beritaTerkait
komentar