Sabtu, 06 Desember 2025

Demi Temui Keluarganya yang Hilang Kontak, Pria ini Jalan Kaki 117 KM dari Berastagi ke Sibolga

Evi Tanjung - Jumat, 05 Desember 2025 15:15 WIB
Demi Temui Keluarganya yang Hilang Kontak, Pria ini  Jalan Kaki  117 KM dari Berastagi ke  Sibolga
Ist
Rusman Pardamean Pandiangan dengan oleh oleh ditangannya.

POSMETRO MEDAN, Medan -

Di tengah situasi bencana yang melumpuhkan akses dan memutus jaringan komunikasi di sejumlah wilayah Sumatera Utara, seorang pria asal Berastagi, Rusman Pardamean Pandiangan, melakukan perjalanan yang nyaris mustahil bagi kebanyakan orang.

Dengan tekad yang tak tergoyahkan, ia nekat berjalan kaki lebih dari 117 kilometer dari KM 32 Tapanuli Utara menuju Sibolga, demi satu tujuan: menemui kedua orangtuanya yang hilang kontak sejak banjir bandang dan longsor melanda kawasan itu.

Tanpa alas kaki, Rusman menapaki jalanan licin yang dipenuhi lumpur, batu, serta material longsor. Di pundaknya, ia memikul karung berisi bahan makanan—bukan sekadar bekal, tapi simbol cinta dan harapan yang ia bawa untuk orang tuanya, meski ia sendiri tidak tahu apakah mereka masih selamat atau tidak.

"Belum ada kabar. Tapi saya tetap jalan. Ini mengirim untuk keluarga," ucapnya lirih kepada Kompas TV.

Rusman awalnya ditemani beberapa kerabat. Namun beratnya medan membuat mereka menyerah dan memilih bertahan di posko. Rusman tetap melanjutkan perjalanan seorang diri, dengan wajah letih namun sorot mata penuh keteguhan.

Sejak bencana terjadi dan komunikasi terputus total, Rusman tak pernah lagi mendengar suara kedua orangtuanya di Sibolga. Berkali-kali ia mencoba menghubungi, berkali-kali pula semuanya gagal. Ketidakpastian itu membuatnya tak mampu hanya berdiam diri. Ia memilih turun langsung menuju lokasi pusat bencana, tempat keluarga dan keponakannya tinggal.

"Di sana, orang tua, keluarga, keponakan, semua di Sibolga. Sampai kini tidak ada kabar sama sekali," ujarnya sambil berjalan tertatih, menembus jalur-jalur rusak yang bahkan kendaraan pun sulit melewatinya.

Bagi Rusman, rasa sakit di kaki dan jalan berlumpur tidak ada apa-apanya dibanding kecemasan seorang anak yang tak mengetahui nasib keluarganya.

"Semoga bisa segera bertemu", tuturnya pelan sebelum kembali bergerak, menyusuri rute yang hancur diterjang bencana.

Tags
beritaTerkait
komentar
beritaTerbaru