Sabtu, 06 September 2025

Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo: Warga Minta Keadilan Ditegakkan, Singgung Dua Menteri yang Perlu Ditegur

Administrator - Minggu, 06 Juli 2025 10:10 WIB
Surat Terbuka untuk Presiden Prabowo: Warga Minta Keadilan Ditegakkan, Singgung Dua Menteri yang Perlu Ditegur
IST/Twitter
Presiden Prabowo Subianto.

POSMETRO MEDAN, Medan-Sebuah surat terbuka yang ditulis oleh Herry Tjahjono (HT), seorang warga biasa yang mengaku mencintai negeri ini seperti rumahnya sendiri, beredar luas di kalangan wartawan melalui grup WhatsApp. Surat tersebut ditujukan kepada Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dengan pesan utama: tegakkan keadilan dan beri perhatian serius terhadap sikap beberapa menteri yang dinilai menyakiti rasa keadilan rakyat.

Dalam suratnya, Herry menyatakan bahwa ia adalah salah satu pemilih Prabowo dalam Pemilu lalu. Namun, surat yang ditulisnya bukan berisi pujian atau sanjungan, melainkan bentuk kepedulian berupa kritik yang jujur dan terbuka sebagai bagian dari demokrasi.

"Saya mengetuk pintu hati Bapak untuk memohon satu hal: perhatikanlah kembali beberapa pembantu Bapak yang tindak-tanduknya semakin terasa seperti angin dingin yang menusuk rasa keadilan rakyat," tulis Herry.

Baca Juga:

Herry menyebut dua menteri yang dinilainya perlu mendapat perhatian khusus dari Presiden. Pertama, Menteri Kebudayaan, yang dianggap bersikukuh mempertanyakan istilah "perkosaan massal" dalam tragedi Mei 1998.

Ia menilai bahwa semestinya seorang pejabat publik menunjukkan empati terhadap luka sejarah, bukan terjebak dalam perdebatan semantik. Apalagi, menurutnya, ketika seorang anggota DPR perempuan menangis dalam sidang, menteri tersebut tetap bergeming.

Baca Juga:

"Apakah air mata tidak cukup sebagai kesaksian? Apakah penderitaan harus berlabel untuk diakui?" tulisnya dengan nada pilu.

Kritik kedua diarahkan kepada Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham), yang dinilai memihak pelaku intoleransi. Ia merujuk pada kasus penangguhan penahanan terhadap tersangka perusakan vila retret di Cidahu. Herry menilai sikap kementerian tersebut justru melemahkan penegakan hukum dan menyakiti rasa keadilan korban.

"Yang dibutuhkan masyarakat bukan belas kasihan untuk pelaku, tapi keberanian untuk berdiri bersama korban," tegasnya.

Herry menyampaikan keyakinannya bahwa Presiden Prabowo adalah pemimpin yang tulus mencintai bangsa ini. Ia mengutip pernyataan almarhum Gus Dur yang menyebut Prabowo sebagai sosok yang paling tulus untuk Indonesia. Karena itu, ia menaruh harapan agar Presiden tidak membiarkan para pembantunya mencederai martabat kepemimpinan.

"Jangan biarkan pembantu Bapak mencederai martabat kepemimpinan Bapak sendiri. Hanya Bapak yang bisa menegur, bahkan memecat mereka. Karena bagi seorang menteri, kata presiden lebih nyaring dari jeritan rakyat," tulis Herry.

Surat tersebut ditutup dengan harapan dan doa tulus agar Presiden Prabowo dapat memimpin negeri ini dengan keadilan dan keberpihakan kepada rakyat kecil.

"Saya menulis ini bukan karena benci, tapi karena saya masih punya harapan. Ketika nurani tak lagi bersuara, maka demokrasi menjadi sunyi – dan pemimpin pun berjalan sendirian," tulisnya. (Red)

Editor
: Faliruddin Lubis
Tags
beritaTerkait
Ibu dan 2 Anaknya Ditemukan Tewas, Ada Surat Berisi Curhat Menyayat Hati
Alhamdulillah...Kini Air Jernih Mengalir di Musala Ar Royyan
Alamak! Diduga Ada Barak Narkoba di Desa Namotongan Kutambaru Langkat
Bhabinkamtibmas Sambangi Desa Binaan dan Sampaikan Pesan Kamtibmas
Gotong Royong dan Sapa Warga Kelurahan Tanjung Sari Medan Selayang, "Tolong Rumah Kami Dirubuhkan Saja, Pak Wali!"
Rico Waas Turun Langsung di Medan Selayang: Gotong Royong Massal, Dengar Keluhan Warga, hingga Janji Berantas Narkoba
komentar
beritaTerbaru