
Begini Kronologis Pengemudi Mobil Diamuk Massa Usai Diteriaki Maling
Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP I Made Parwita membeber peristiwa mobil Daihatsu Sigra dirusak warga di depan toko ponsel PS Store.
Medan 5 jam laluOleh: Zulkifli Tanjung
POSMETRO MEDAN, Medan-Jagat politik Sumut bergetar! Kadis PUPR Sumut, Topan Ginting, dicokok Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Topan, dikenal sebagai 'tangan kanan' Bobby. Sejak menjabat sebagai Walikota Medan, pun setelah kini mantu Jokowi itu jadi Gubernur Sumut. Topan selalu ada dimanapun Bobby. Tapi dua hari ini, Bobby serasa 'patah kaki'. Peringatan dini untuk Gubernur termuda se-Indonesia ini.
Bobby kini tak bisa lagi lari kencang, setidaknya untuk beberapa bulan sebelum ada pengganti Topan. Malah spekulasi beredar, Bobby akan nyusul Topan hingga ke Gedung Merah Putih. Dengan mengenakan rompi orange khas milik anti rasuah itu. Tapi spekulan jangan lupa, bahwa Bobby menantu mantan Presiden, yang 'menjadikan' Prabowo sebagai orang nomor satu di negeri ini. Kecil kemungkinan Presiden Prabowo tak mendengar rengekan Jokowi membela Bobby.
Baca Juga:
Namun di balik semua itu, publik bertanya-tanya: benarkah Bobby tak tahu-menahu soal sepak terjang Topan? Atau justru selama ini ia membiarkan, bahkan menikmati kenyamanan dari jaringan kekuasaan yang dibangun sang Kadis? Dalam politik, loyalitas bawahan bisa menjadi berkah—atau bom waktu. Dan hari ini, tampaknya bom itu meledak tepat di pangkuan Bobby.
Isu ini juga menyulut dinamika baru di internal pemerintahan Sumut. Para pejabat lain mulai pasang kuda-kuda. Beberapa memilih 'tiarap', menunggu arah angin. Yang lain mulai menjaga jarak, khawatir ikut terseret arus. Apalagi KPK dikenal tidak main-main. Mereka sabar, diam, lalu menebas dalam sekali tebas. Jika dugaan KPK terbukti mengait pada pengambil kebijakan yang lebih tinggi, bukan mustahil petaka ini bukan akhir—melainkan pembuka.
Baca Juga:
Apakah Bobby akan ditahan? Pertanyaan ini mulai bergulir pelan namun pasti di ruang-ruang diskusi politik, warung kopi, hingga grup WhatsApp elite. Pasalnya, pusaran kasus Topan Ginting bukan sekadar soal proyek dan fee. Ini tentang jejaring kekuasaan, tentang siapa melindungi siapa, dan tentang bagaimana kekuasaan digunakan—atau disalahgunakan.
Jika KPK menemukan benang merah yang mengarah ke ruang kerja Gubernur, maka tak ada jaminan Bobby akan tetap bebas, meski punya nama belakang "Jokowi".
Tentu, politik tak sesederhana hukum pidana. Ada kalkulasi, ada pertimbangan, dan ada negosiasi. Tapi publik juga semakin cerdas. Tak cukup hanya melempar tanggung jawab pada bawahan atau bersembunyi di balik narasi "tidak tahu-menahu". Apalagi jika rekam jejak Topan selama ini menunjukkan kedekatan luar biasa dengan Bobby—dari masa di Pemko Medan hingga kini di Pemprov Sumut. Sulit dipercaya, seorang Kepala Dinas bisa sebebas itu tanpa ada restu dari atas.
Namun apakah KPK cukup berani menyentuh Bobby? Di sinilah tarik-ulur antara hukum dan politik kembali terjadi. Jokowi bukan lagi Presiden, tapi bayangannya masih panjang. Dan Prabowo, meski baru seumur jagung, tentu tak ingin awal pemerintahannya diganggu dengan isu politis yang menyangkut keluarga Jokowi. Maka bisa saja, Bobby tidak akan disentuh—bukan karena tak bersalah, tetapi karena terlalu banyak kepentingan yang sedang dijaga.
Jika benar begitu, maka publik harus bersiap menerima satu kenyataan pahit: hukum ternyata masih bisa ditawar. Tapi jika KPK ingin membuktikan diri independen dan berani, maka kasus ini adalah panggungnya. Dan jika Bobby memang bersih, ia seharusnya tak perlu takut. Justru ini kesempatan untuk menunjukkan bahwa ia bukan sekadar menantu mantan Presiden, tapi pemimpin yang siap bertanggung jawab, bahkan atas lingkaran terdekatnya.
Akhirnya, apakah Bobby akan terseret Topan atau tidak bukan sekadar soal bukti. Ini juga tentang siapa yang sedang memegang kendali narasi. Dan dalam politik Indonesia, terkadang yang bersalah bukan yang ditangkap—melainkan yang kalah dalam permainan kekuasaan.
Di sisi lain, publik pun mulai menimbang: apakah Bobby akan mengambil langkah tegas membersihkan lingkarannya? Atau justru memilih bertahan dalam kubah loyalitas lama demi menjaga stabilitas kekuasaannya? Pilihan ini krusial, sebab bisa menentukan apakah Bobby akan bangkit dari 'patah kaki'-nya, atau benar-benar ambruk sebelum mencetak satu pun 'gol' prestasi.
Dalam dunia politik, persepsi publik adalah segalanya. Dan hari ini, persepsi itu tidak sedang berpihak pada Bobby. Jika tak segera mengambil kendali narasi, ia bisa jadi bulan-bulanan lawan politik, bahkan kehilangan simpati publik yang dulu mempercayainya sebagai sosok muda harapan. Kini, Bobby dihadapkan pada pilihan: membersihkan diri atau tenggelam bersama pusaran loyalitas yang membusuk.
Pastinya beberapa hari ini, Bobby 'Patah-Kaki' Yes, Gol No! Ini hanya peringatan dini, agar Bobby mengubah segalanya. Tak hanya Topan dan lingkarannya yang butuh 'makan'. Adanya kabar syukuran saat penangkapan Topan, salah satu bukti bahwa komplotannya selama ini 'makan sendiri'. Dan ketika dia gol, banyak yg bersorak. Semoga Bobby mawas diri.(*)
Kasat Lantas Polrestabes Medan AKBP I Made Parwita membeber peristiwa mobil Daihatsu Sigra dirusak warga di depan toko ponsel PS Store.
Medan 5 jam laluKeluhan pegawai Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) Provinsi Sumatera Utara semakin mengemuka. Selain sering terlambat, besaran gaji kecil.
Medan 6 jam laluPosmetro Medan, Medan Keluarga besar Satgas Dewan Pimpinan Daerah( DPD) Ikatan Pemuda Karya( IPK) Sumut, menyampaikan ucapan selamat Har
Medan 6 jam laluBupati Langkat H. Syah Afandin, SH, melalui Sekretaris Daerah Langkat Amril, S.Sos, M.AP, menghadiri kegiatan "Bhayangkara Sport Day".
Sumut 8 jam laluHasil ini tentu sangat baik untuk Marquez. Rider Ducati Lenovo Team itu padahal memulai start dari posisi keempat atau di baris kedua.
Sport 8 jam laluTim dari Polres Binjai bersama tim gabungan dari POM TNI AD, BNN, dan Satpol PP Binjai menggelar razia ke tempat hiburan malam
Sumut 9 jam laluBobby malah menjelaskan, bukan hanya Topan yang dibawa dari Pemko ke Pemprov Sumut.
Sumut 10 jam laluGubernur Sumut Bobby Nasution tak banyak berkomentar. Ia menyerahkan hal itu (follow the money) ke KPK.
Sumut 10 jam laluDalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke 79, Polres Langkat menggelar Bhayangkara Sport Day (BSD) bersama masyarakat di depan Panggung.
Sumut 13 jam laluDewan Pimpinan Daerah (DPD) Satgas Grib Jaya Sumut bersama Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Satgas Grib Jaya Langkat menyalurkan bantuan sosial.
Sumut 14 jam lalu