
PKS Kota Medan Musda VI, Rico Waas: "PKS Sejatinya Saudara Bagi Saya"
POSMETRO MEDAN, Medan Bagi Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) begitu dekat dengan dirinya. Karenany
Medan 7 menit laluPOSMETRO MEDAN, Sidamanik– Di tengah sejuknya pegunungan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terbentang sebuah kisah yang tak lekang oleh waktu. Kisah tentang tanah, teh, dan tradisi.
Kebun Teh Bah Butong Sidamanik, yang berdiri sejak era kolonial Belanda, bukan sekadar tempat budidaya tanaman, melainkan juga cermin sejarah dan kearifan lokal yang terus hidup hingga kini.
Didirikan pada tahun 1917, perkebunan ini awalnya menjadi upaya pemerintah kolonial untuk menghadirkan komoditas baru setelah tembakau tak lagi menjanjikan.
Baca Juga:
Pabrik teh pertama dibangun satu dekade kemudian, pada 1927. Sejak saat itu, Kebun Teh Bah Butong Sidamanik berkembang pesat hingga menjadi kebun teh terbesar kedua di Indonesia.
Namun, nilai dari kebun ini jauh melebihi deretan angka produksi dan luas lahan. Ia menjadi saksi sejarah yang menyimpan jejak keteguhan komunitas lokal dalam menjaga nilai-nilai budaya dan keharmonisan hidup.
Baca Juga:
Terletak di ketinggian 800 hingga 1.100 meter di atas permukaan laut, hamparan hijau kebun teh ini menyajikan pemandangan yang memesona. Tetapi setiap daun teh yang dipetik bukan hanya hasil kerja keras pertanian, melainkan juga warisan dari filosofi hidup masyarakat Simalungun.
"Habonaron Do Bona," ucap seorang tokoh masyarakat yang enggan disebutkan namanya, sebuah ungkapan khas Simalungun yang berarti kebenaran adalah pangkal segala hal. "Berguru harus yang benar, bersikap harus yang benar, berucap pun harus yang benar," katanya.
Falsafah ini bukan hanya menjadi prinsip dalam kehidupan sehari-hari, tapi juga mengalir dalam tradisi pertanian masyarakat. Di balik daun teh yang diracik menjadi minuman, tersimpan nilai-nilai toleransi, kejujuran, dan tanggung jawab sosial.
Lebih dari Sekadar Kebun Teh
Seiring waktu, Kebun Teh Bah Butong berkembang tidak hanya sebagai penghasil teh berkualitas tinggi, tetapi juga sebagai simbol keteguhan budaya dan kehidupan yang harmonis. Setiap sudutnya seperti mengisahkan perjalanan panjang masyarakat yang tetap menjaga nilai-nilai leluhur di tengah tantangan zaman.
POSMETRO MEDAN, Medan Bagi Wali Kota Medan Rico Tri Putra Bayu Waas, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) begitu dekat dengan dirinya. Karenany
Medan 7 menit laluSejumlah fakta terungkap terkait operasional tambang batu padas milik Syafii Marpaung (50), di Desa Marjanji Aceh, Kecamatan Aek Songsongan,
Sumut 21 menit laluPOSMETRO MEDAN, Medan Wakil Wali Kota Medan, H. Zakiyuddin Harahap, mengajak komunitas bikers untuk ikut berperan aktif dalam memerangi nar
Medan 3 jam laluPOSMETRO MEDAN, Muara Bungo Lapas Muara Bungo Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kantor Wilayah Ja
Nasional 4 jam laluWali Kota Medan, Rico Tri Putra Bayu Waas, turun langsung mengunjungi rumah Arifin, driver ojek online korban pemukulan.
Medan 4 jam laluSeksi Profesi dan Pengamanan (Sie Propam) Polres Toba rutin melaksanakan pengawasan kehadiran anggota melalui absensi pada apel pagi.
Sumut 5 jam laluKelurahan Pulo Brayan Bengkel Baru, Kecamatan Medan Timur, menggelar kegiatan gotong royong di Jalan Lampu, Lingkungan 11, Sabtu (6/9).
Medan 6 jam laluKorban meminta ikut dengan ibunya, tetapi tidak diizinkan hingga menangis. Setelah ibu korban pergi, pelaku yang emosi pun melampiaskan
Peristiwa 7 jam laluMenteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Raja Juli Antoni, ketahuan bermain domino dengan Azis Wellang.
Nasional 11 jam laluVideo Karyawan Pamitan Sambil Menangis Usai Kena PHK Massal PT Gudang Garam.
Bisnis 11 jam lalu