
Edi Surahman Sinuraya Bantah Usir Wartawan Saat Rapat Internal Komisi E DPRD SU
POSMETRO MEDAN, Medan Sekretaris Komisi E DPRD Sumut Edi Surahman Sinuraya membantah keras mengusir salah seorang wartawan dari ruangan saa
Sumut 6 jam laluPOSMETRO MEDAN,Medan – Sejarah panjang perdagangan komoditas perkebunan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kebijakan kolonial yang meninggalkan jejak mendalam dalam kehidupan ekonomi bangsa.
Setelah pembubaran VOC pada 1 Januari 1800 akibat kebangkrutan, pemerintah Belanda mencari sumber pendapatan baru. Pada 1830, Gubernur Jenderal Johannes van den Bosch memperkenalkan sistem Tanam Paksa (cultuurstelsel), sebuah kebijakan yang kemudian mengubah wajah pertanian rakyat di Nusantara.
Berdasarkan Staatsblad No. 22/1832, rakyat di Jawa diwajibkan menanam komoditas ekspor seperti gula, kopi, nila, tembakau, teh, hingga lada di seperlima lahan milik desa.
Baca Juga:
Hasil panen harus diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang ditentukan sepihak. Bagi petani tak berlahan, kewajiban ini diganti dengan kerja rodi selama 75 hari dalam setahun. Aparat desa, pedagang Tionghoa dan Arab, hingga buruh tani dilibatkan dalam skema besar tersebut.
Dampaknya, rakyat menderita akibat kerja paksa, gagal panen, dan ketidakadilan harga. Namun, di sisi lain, infrastruktur seperti jalan, pasar, irigasi, hingga sistem administrasi desa mulai terbentuk.
Baca Juga:
"Tanam Paksa bukan sekadar sistem ekonomi, tetapi eksperimen kolonial yang membentuk struktur sosial pedesaan," tulis Kartodirdjo dan Suryo (1991).
Transformasi besar berikutnya hadir lewat Undang-Undang Agraria 1870. Regulasi ini membuka peluang bagi investor swasta Eropa untuk menyewa tanah woeste gronden (tanah terlantar) hingga 75 tahun. Dari sinilah industri perkebunan modern lahir, terutama di Sumatera Timur.
Para investor mendirikan perkebunan tembakau, karet, kelapa sawit, teh, hingga kakao dengan sistem padat modal, teknologi modern, serta tenaga kerja upahan berskala besar.
Muncul pula komunitas baru, yakni masyarakat kebun, yang hidup dalam dunia berbeda dari penduduk lokal. Sistem ekonomi mereka bersifat komersial, berhierarki, dan terstruktur, sehingga disebut sebagai enclave economics—kantong ekonomi yang terpisah dari tradisi masyarakat sekitar yang masih subsisten.
Menurut catatan sejarah, ada lima komoditas utama yang mendominasi perkebunan kolonial: gula, tembakau, karet, kelapa sawit, dan teh. Lahan subur Sumatra Timur menjadi pusat pertumbuhan cepat tanaman ekspor, menjadikannya episentrum baru perkebunan dunia.
POSMETRO MEDAN, Medan Sekretaris Komisi E DPRD Sumut Edi Surahman Sinuraya membantah keras mengusir salah seorang wartawan dari ruangan saa
Sumut 6 jam laluPOSMETRO MEDAN, Medan Pengasuh Pondok Pesantren dan Aktivis Dakwah Zulfan Nababan menjelaskan bahwa sebuah bangunan megah yang sudah jadi,
Nasional 7 jam laluPOSMETRO MEDAN, Medan Pangdam I/Bukit Barisan Mayjen TNI Rio Firdianto menyambut kedatangan Brigjen TNI Deki Santoso Pattinaya yang resm
Sumut 8 jam laluPOSMETRO MEDAN, Deli Serdang Satuan Brimob Polda Sumatera Utara terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan sarana dan prasarana pe
Sumut 8 jam laluPOSMETRO MEDAN, Medan Di ruang megah Paripurna DPRD Sumatera Utara, para legislator menggelar sidang yang disebut sebagai momentum penting
Sumut 9 jam laluPeristiwa yang terjadi pada Minggu, 14 September 2025 ini bermula ketika salah seorang tamu hendak melakukan proses checkout dari hotel
Medan 14 jam laluBila kebencian sudah tertanam akibat kesalahan individuindividu di kepolisian, jangan menyalahkan institusinya. Pemikiranpemikiran seperti
Nasional 17 jam laluMenteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menjelaskan bahwa program ini akan menyasar 1.050 unit penerima manfaat.
Bisnis 18 jam laluSetelah itu, rombongan Polwan bergerak menyapa para penyapu jalanan di Kecamatan Medan Kota dan Medan Amplas
Sumut 18 jam laluWabup Sergai Dorong Penuh Gerakan Orang Tua Asuh Cegah Stunting
Sumut 19 jam lalu