Selasa, 30 September 2025

Ecobrick, Inovasi KKNT UNA untuk Atasi Sampah Plastik di Desa Meranti Asahan

Administrator - Selasa, 30 September 2025 06:52 WIB
Ecobrick, Inovasi KKNT UNA untuk Atasi Sampah Plastik di Desa Meranti  Asahan
IST
Mahasiswa dari Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Universitas Asahan (UNA) bekerja sama dengan penduduk Desa Meranti melakukan sosialisasi dan praktik langsung pembuatan Ecobrick.

POSMETRO MEDAN,Asahan- Mahasiswa dari Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Universitas Asahan (UNA) bekerja sama dengan penduduk Desa Meranti melakukan sosialisasi dan praktik langsung pembuatan Ecobrick. Hal itu bertujuan untuk meningkatkan kegunaan dari botol bekas.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 22 September 2025, di Posko KKNT yang terletak di Desa Meranti, Kecamatan Meranti, Kabupaten Asahan.

M Rifaldi Lubis, sebagai Ketua KKNT, menjelaskan bahwa aktivitas ini merupakan bukti konkret dari upaya mahasiswa KKNT UNA untuk menjaga kelestarian lingkungan dan membantu mengatasi masalah sampah di Kabupaten Asahan.

Baca Juga:

Selain itu, kegiatan ini memungkinkan pengumpulan sampah botol bekas oleh mahasiswa untuk diubah menjadi produk yang lebih bernilai melalui proses pembuatan ecobrick.

Baca Juga:

Mahasiswa dari Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Universitas Asahan (UNA) bekerja sama dengan penduduk Desa Meranti melakukan sosialisasi dan praktik langsung pembuatan Ecobrick.(ist)

Ecobrick adalah proses memasukkan berbagai jenis sampah plastik ke dalam botol sekali pakai, yang memiliki tujuan utama untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai.

Selain itu, aktivitas ini juga berkontribusi pada pengurangan polusi lingkungan dan bisa menjadi alternatif bahan bangunan serta meningkatkan manfaat dari botol bekas.

"Kami melihat potensi yang dapat diambil dari sampah botol bekas yang sebelumnya hanya dikumpulkan dan dibuang begitu saja. Hal ini dapat digunakan untuk berbagai jenis kerajinan," jelas Aldi, panggilan akrab M Rifaldi Lubis.

Dia melanjutkan bahwa Ecobrick dapat dimanfaatkan untuk membuat berbagai kerajinan, mulai dari kursi, meja, hingga dekorasi taman.

Kegiatan ini memperoleh respons dan sambutan positif dari masyarakat Desa Meranti. Kepala Desa Meranti, Kasno memberikan dukungan serta menghargai kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa KKNT UNA.

"Kami mendapatkan ide baru mengenai pemanfaatan botol bekas yang selama ini hanya kami kumpulkan," ungkap Kasno.

Saat ini, sampah menjadi isu yang mendesak dan memerlukan tindakan cepat. Salah satu jenis sampah yang membutuhkan perhatian khusus adalah sampah plastik.

Berdasarkan Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), total timbunan sampah di 194 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia mencapai 19,180 juta ton.

Dari jumlah tersebut, plastik berkontribusi sekitar 18 persen, yaitu sekitar 3,4 juta ton. Sampah plastik merupakan jenis sampah yang kedua terbanyak setelah sisa makanan.

Mahasiswa dari Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Universitas Asahan (UNA) bekerja sama dengan penduduk Desa Meranti melakukan sosialisasi dan praktik langsung pembuatan Ecobrick.(ist)

Sampah plastik memiliki dampak besar terhadap pencemaran lingkungan. Tidak hanya di darat, plastik juga dapat mengalir melalui sungai dan akhirnya mencemari laut, yang berdampak pada lautan.

Penanganan sampah plastik memerlukan inovasi dengan cara mengubah atau mengolahnya menjadi produk yang bernilai tinggi. Salah satu pendekatan untuk mengolah sampah plastik adalah dengan mengubahnya menjadi Ecobrick.

Ecobrick merupakan gabungan dari dua istilah dalam bahasa Inggris, yaitu Eco dan Brick. Eco berarti lingkungan, sedangkan Brick merujuk pada bata. Dengan demikian, Ecobrick dapat diartikan sebagai bahan yang peduli terhadap lingkungan.

Bahan ini dapat digunakan sebagai pengganti bata dalam pembangunan berbagai struktur. Ecobrick terbuat dari botol plastik yang diisi sampah plastik secara menyeluruh hingga padat.

Menurut artikel berjudul Ecobrick: Solusi Cerdas dan Kreatif untuk Mengatasi Sampah Plastik yang diterbitkan dalam Jurnal Productum pada tahun 2017, Ecobrick merupakan salah satu inisiatif yang inovatif dalam menangani masalah sampah plastik.

Fungsi dari Ecobrick tidak untuk menghancurkan plastik, melainkan untuk memperpanjang umur material tersebut dan mengkonversinya menjadi barang yang bermanfaat bagi manusia.

Lalu, untuk apa saja Ecobrick bisa digunakan? Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, Ecobrick bisa difungsikan sebagai pengganti batu bata. Selain itu, Ecobrick dapat dirangkai menjadi berbagai benda lainnya seperti meja, kursi sederhana, menara, dan sebagainya. Proses pembuatan Ecobrick juga cukup sederhana dan bisa dilakukan oleh berbagai kalangan.

Mahasiswa dari Program Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) di Universitas Asahan (UNA) bekerja sama dengan penduduk Desa Meranti melakukan sosialisasi dan praktik langsung pembuatan Ecobrick.(ist)

Berikut adalah alat dan bahan serta langkah-langkah untuk membuat Ecobrick, yang diperoleh dari berbagai sumber.

Alat dan bahan;

Beberapa botol plastik bekas air minum, sebaiknya dengan ukuran dan jenis yang seragam.

Berbagai jenis sampah plastik termasuk kantong kresek, kemasan makanan, hingga kemasan minuman instan.

Sebuah tongkat kayu dengan diameter 2 cm dan panjang 40 cm, bisa terbuat dari bambu.

Alat pemotong seperti gunting.

Cara membuat:

Cuci botol plastik bekas hingga bersih, kemudian keringkan hingga benar-benar kering. Bersihkan semua jenis sampah plastik hingga tidak ada kotoran tersisa, lalu keringkan.

Setelah sampah plastik kering, potong menjadi bagian kecil menggunakan gunting. Masukkan potongan sampah plastik tersebut ke dalam botol plastik. Gunakan tongkat kayu atau bambu yang telah disediakan untuk mendorong dan memadatkan isian.

Setelah botol terisi penuh dengan material plastik, tutup dengan penutupnya. Berat minimum untuk setiap ecobrick dapat dihitung dengan rumus volume botol (mililiter) dikali 0,33 gram, berdasarkan informasi dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Kulon Progo.

Sebagai contoh, untuk botol berukuran 1.500 mililiter atau 1,5 liter, beratnya sekitar 495 gram. Sedangkan untuk botol berukuran 600 ml, berat minimalnya adalah 198 gram.

Lanjutkan langkah pengisian ini ke botol plastik lainnya sampai semua sampah terpakai. Jika memungkinkan, berikan label pada setiap Ecobrick dengan informasi tanggal dan beratnya.

Penutup

Penggunaan sampah plastik menjadi Ecobrick oleh mahasiswa KKNT UNA merupakan tindakan nyata dalam menghadapi isu sampah plastik dan berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan.

Dengan penerapan teknologi yang sederhana tetapi efektif ini, sampah plastik yang sebelumnya tidak memiliki nilai dapat diubah menjadi barang-barang berguna yang bermanfaat.

Diharapkan bahwa inisiatif ini mampu diterima secara luas dan berkelanjutan, memberikan dampak positif yang lebih signifikan bagi lingkungan dan masyarakat.(Mahasiswa KKNT UNA/red)

Editor
: Faliruddin Lubis
Tags
beritaTerkait
Mahasiswa KKNT UNA Edukasi UMKM, Pentingnya Rasa dan Kemasan Terhadap Nilai Jual Produk Olahan
Dorong Swasembada Pangan, Bupati Hadiri Panen Raya Jagung Polres Asahan
Polres Asahan Ungkap Kasus Rudapaksa Terhadap Anak, Pelaku Berhasil Ditangkap
Pria Ini Paksa Anak 11 Tahun Wik Wik di Semak-semak
Mahasiswa KKNT UNA Bantu UMKM Keripik dan Kerupuk Masuk Google Maps
Mayat Mister X Terapung di Perairan Tambun Tulang Asahan
komentar
beritaTerbaru