Minggu, 07 September 2025

Jejak Kerajaan Simalungun, Dari Legenda Damanik hingga Raja Namartuah

Administrator - Jumat, 05 September 2025 11:39 WIB
Jejak Kerajaan Simalungun, Dari Legenda Damanik hingga Raja Namartuah
IST
Istana Raja Sisingamangaraja.

POSMETRO MEDAN,Medan – Di tanah berhawa sejuk Simalungun, Sumatera Utara, jejak kerajaan kuno masih hidup dalam cerita rakyat, legenda, dan tarombo (silsilah).

Salah satu nama yang terus melekat dalam ingatan kolektif masyarakat adalah Damanik, marga tertua yang diyakini sebagai pondasi berdirinya kerajaan-kerajaan di Simalungun.

Dalam bahasa Simalungun, "Damanik" bermakna *Simada Manik* atau pemilik manik. Kata "Manik" merujuk pada semangat, kharisma, dan keagungan. Sejarawan M. Muhar Omtatok mencatat, marga Damanik telah ada jauh sebelum agama-agama besar masuk ke Nusantara, berakar sejak kepercayaan lokal menguasai Sumatera.

Baca Juga:

Sejarah lisan menyebutkan, Damanik berasal dari seorang Parbapaan atau sosok dituakan yang ahli pengobatan dan kerap disebut Datu.

Tokoh ini dikenal mengenakan jubah bertabur manik-manik saat memimpin upacara kepercayaan. Dari dialah lahir nama Damanik, singkatan dari Datu par Manik-manik.

Baca Juga:

Legenda yang populer ditulis Jahutar Damanik dalam buku Jalannya Hukum Adat Simalungun (1974) mengisahkan tokoh Parmata Manunggal, keturunan raja yang lahir dengan satu mata bercahaya di keningnya.

Sosok ini diyakini sebagai titisan Tuhan, pembawa tuah, sekaligus sumber keajaiban. Ia kemudian menjadi panglima Kerajaan Nagur—kerajaan besar di pesisir timur Sumatera abad ke-13—yang armadanya pernah berhadapan dengan pasukan Kerajaan Singosari pimpinan Indrawarman dari Jambi.

Namun, seperti banyak tokoh epik Nusantara, Parmata Manunggal akhirnya "hilang" di medan perang Bukit Kuba (kini Perdagangan, Simalungun). Rakyat percaya ia menjelma menjadi keramat (sinumbah) dan muncul kembali dengan berbagai gelar, antara lain Raja Manualang, Datu Parmata Tunggal, hingga Datu Partiga-tiga.

Kerajaan Nagur sendiri diyakini berdiri sejak abad ke-5 hingga 13 M. Setelah melemah, kekuasaan Nagur pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil di Simalungun, termasuk Kerajaan Siattar di Pematangsiantar, Kerajaan Jumorlang, hingga Kerajaan Raya.

Salah satu raja penting adalah Raja Namartuah Damanik, penguasa Kerajaan Siattar. Dari garis keturunannya, marga Damanik menyebar luas, menjadi penguasa lokal sekaligus penopang adat.

Jejak sejarah Damanik dapat ditelusuri di Pematang Raya, Sipolha, Marihat, hingga Sidamanik. Nama Pematangsiantar diyakini berasal dari perkemahan Datu Parmata Manunggal di "Pulo Holang" (Siattar).

Jejaknya juga abadi dalam nama alam: Gunung Simanuk-manuk, tempat munculnya ayam laga sakti, serta Danau Toba yang dikaitkan dengan pengembaraannya.

Sejarah Damanik bukan sekadar kisah asal-usul, melainkan identitas kolektif Simalungun. Dari legenda sakral hingga peran politik, Damanik menegaskan dirinya sebagai tulang punggung peradaban.

"Damanik adalah darah pertama yang mengalir di tubuh Simalungun," ujar seorang tokoh adat di Raya.

Kini, di tengah perkebunan teh dan sawit yang terus menggerus bentang alam, sejarah Damanik hadir sebagai cermin. Bahwa sejak dahulu, orang Simalungun diajarkan menjaga alam, adat, dan kebersamaan. Bahwa raja-raja bukan hanya penguasa, melainkan penjaga harmoni.

Seperti Parmata Manunggal yang mengembara demi melawan bala, generasi kini ditantang untuk menjaga warisan budaya agar tidak tercerabut. Sebab, sejarah Damanik adalah sejarah Simalungun itu sendiri—berlapis mitos, berbalut hikmah, namun tetap menjadi dasar pijakan identitas. (Erni)

Editor
: Administrator
Tags
beritaTerkait
Sat Narkoba Polres Simalungun Bongkar Jaringan Narkoba, Empat Pelaku Diamankan dalam Operasi Dini Hari
Kapolres Simalungun AKBP Marganda Aritonang Ajak Perkuat Persatuan Lewat Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW
Jejak Teh, Raja, dan Persatuan Simalungun
Polres Simalungun Bersama Jajaran Polsek Bosar Maligas Wujudkan Pelayanan Humanis
Korban Tabrak Lari di Dolok Kahean, Satlantas Imbau Warga Mengenali
Tinjau Pembangunan Jalan Dolok Merangir, Darma Putra Rangkuti: Harus Diselesaikan Dengan Baik
komentar
beritaTerbaru